TEORI TENTANG JIWA MANUSIA
Sebuah teori tentang jiwa manusia dalam TQN kita
dapati sbb. Bahwa tentang Jiwa (nafs) adalah sangat penting, karena berhubungan
dengan sebuah keyakinan yang yang sering didengungkan bahwa :
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
artinya: siapa mengetahui nafs (dirinya), maka ia mengetahui
Tuhannya.Ini maksudnya adalah barang siapa yang mengetahui kelemahan
dirinya, kehinaan dan kebodohan, kefanaan, dan keterbatasan dirinya, maka ia
pasti akan mengetahui kemuliaan Tuhannya, kekuasaan, kemaha tahuan, dan kebaqo
an Tuhannya. Pentingnya untuk mengetahui akan hakikat dirinya, juga disandarkan
pada firman Allah
وَمَنْ كَانَ فِى هَذِهِ اَعْمَى فَهُوَ فِى اْلاَخِرَةِ اَعْمَى وَاَضْلَ سَبِيْلاً الاسراء 72
Dan barangsiapa yang buta hatinya didunia ini,
niscaya di achirat nanti ia akan lebih buta pula dan lebih tersesat
dari jalan yang benar. Isro 72 ,
Dalam
pandangan TQN, jiwa (nafs), adalah kelembutan (latifah) yang
bersi fat ketuhanan (rabbaniyah). Latifah ini sebelum bersatu dengan
badan jasmani manu sia disebut dengan al ruch, dan jiwa
adalah ruch yang telah masuk dan bersatu deng an jasad yang
menimbulkan potensi kesadaran (ego) . Jiwa yang diciptakan oleh Al
lah sebelum bersatunya dengan jasad bersifat suci,
bersih dan cenderung mendekat kepada Allah mengetahui akan Tuhannya.
Akan tetapi setelah ruch tersebut ber satu dengan jasad akhirnya ia
melihat (mengetahui) yang selain Allah, dan oleh ka
rena itu terhalanglah ia dari Allah karena sibuknya,dengan
yang selain Allah itu. Itulah se babnya ia perlu dididik, dilatih dan
dibersihkan agar dapat melihat, mengetahui dan berdekatan dengan Allah
swt.
Ruh yang masuk dan bersatu dengan jasad manusia memiliki
lapisan-lapisan kelembutan (latifah), sehingga dapat
dikatakan bahwa Tujuh Latifah yang ada pada
diri manusia itu adalah al nafs atau jiwa. Jadi jiwa menurut
pandangan TQN memiliki tujuh lapis berasarkan nilai
kelembutannya. Yaitu: 1. Al Nafs al amarah . 2, Al Nafs al lawwamah, 3 al
Nafs al Mulhimah , 4 al Nafs Muthmainnah, 5 al Nafs al Radiyah 6. al
Nafs mardiyah , 7 al Nafs kamilah .
Sedangkan latifah pada tahapan selanjutnya dipakai sebagai
istilah praktis yang berkonotasi tempat. Latifah al nafsi
sebagai tempat al nafs al amarah, Latifatul Qolbi sebagai
tempat al nafs al lawwamah, Latifatu al Ruhi sebagai tempat
nafs al nafs mulhimah , dan seterusnya , sehingga terjadi
perubahan sebutan setelah bersatu
dengan badan menjadi :
1. Latifat al qolbi
berubah menjadi nafs al amarah .
2. Latifat al ruhi berubah menjadi nafs
al mulhimah
3. Latifat al sirri
berubah menjadi nafs mutmainnah
4. Latifat khafi berubah
menjadi nafs al mardiyah.
5. Latifat al akhfa
berubah menjadi nafs al kamilah
6. Latifat al nafs
berubah menjadi amarah
7. Latifat al qolab
berubah menjadi rodiyah.
Oleh karena itu al anfus (jiwa-jiwa) tersebut memiliki
ciri-ciri mistis yang sama de- ngan lathifah-lathifah
tersebut.
1 Jiwa Lawwamah
Jiwa ini adalah suatu kesadaran akan kebaikan dan kejahatan, sehingga ia suka, mencela (al
laum) baik pada diri sendiri meupun pada orang lain.Jiwa ini
terkadang menimbulkan semangat untuk berbuat
baik tetapi juga terkadang muncul keinginan untuk maksiat kepada
Allah, akibatnya muncul penyesalan.
Pusat pengendaliannya
pada latifatul qobi berada dibawah susu kiri sekitar
jarak dua jari yang condong ke kiri, dibawah susu kiri. Jiwa ini dibawah dominasi
sembilan sifat-sifat jelek manusia yaitu:1.al laum (suka mencela),
2.al hawa (senang menuruti hawa nafsu 3, al makr ( makar atau juga menipu),
4. al ‘ujub (mem banggakan diri), 5 .al gibah
(menggunjing), 6.al riya (pamer atas amal dan prestasinya) ,7. al dulmu
(menganiaya tidak adil),8. al kidzbu (berbohong ,9. al goflah (lupa dari me
ngingat Allah ).
Walaupun
jiwa ini mendominasi manusia dengan sifat-sifat jelek
tersebut, te tapi latifah al qolbi ini merupakan tempatnya sifat-sifat baik
yaitu iman atau keya ki nan akan kebenaran syari’ah, penyerahan diri
kepada ketentuan ketentuan sya ri’ah Allah .
2.Jiwa mulhimah
Jiwa ini merupakan kesadaran yang mudah
menerima intuisi (ilham) dari Allah swt. yang berupa
pengetahuan Jiwa ini juga melahirkan adanya kesadaran bersifat wadu’
atau merendahkan diri, qona’ah atau menerima apa adanya .
Pusat pengendaliannya
pada latifatur ruhy berada di bawah susu kanan ber
jarak kira-kira dua jari .Ia memiliki hubungan dengan paru-paru jasmaniah
manusia. Manurut TQN jiwa mulhimah memiliki tujuh sifat yang dominan yaitu: 1.
al shakho wah (dermawan).2. alqona’ah (tidak rakus), 3. al hilmi (lapang
dada), 4. al tawadu’ (merendahkan diri),5. al taubah (bertaubat), 6.al shobru (
tahan uji ), 7.al tahamul (ta han menjalani
penderitaan
Disamping
adanya dominasi sifat-sifat baik tersebut, dalam jiwa mulhimah ini bersarang
jiwa rendah kebinatangan, yaitu jiwa binatang jinak( bahamiyah) cerderung.
Menuruti hawa nafsu untuk bersenang–senang semata.Terutama kepentingan seksual
3.Jiwa mutmainnah
Jiwa ini adalah jiwa yang diterangi oleh cahaya hati nurani,
sehingga bersih dari sifat sifat yang tercela dan stabil dalam kesempurnaan.
Jiwa ini merupakan starting point untuk kesempurnaan,
maka apabila seorang salik telah menginjakkan kakinya pada
tingkatan ini berarti ia mulai meninggalkan tingkatan tarekat menuju
tingkatan haki kat. Dia mampu berkomunikasi dengan orang lain
sementara hatinya berkomunikasi dengan Tuhan karena
begitu terikatnya dengan Allah.
Pusat
pengendaliannya pada latifatus sirri diatas susu kiri jarak dua jari
dan condong kekiri ,
Jiwa
ini didominasi sifat sifat baik yaitu: 1.al jud (tidak kikirterhadap
harta , demi untuk ketaatan kepada Allah. 2. al tawakkal (bertawakkal
kepada Allah seba gaimana anak kecil berpasrah diri nya kepada
ibunya), 3. al ibadah (beribadah ikhlas kepada Allah. 4. al
syukru (bersyukur karena merasa menerima ni’mat dari
Allah.5. al rido rela terhadap hukum dan ketentuan Allah. 6 al
khoswah ( takut mengerjakan
ma’shiyat kepada Allah.) Walaupun demikian jiwa
ini tetap harus dihidupkan, sebab kalau tidak maka akan muncul sifat-sifat
binatang buas (sabu’iyah), seperti rakus ambisius, menghalalkan segala
cara suka bertengkan dan bermusuhan .
4.Jiwa mardiyah .
Jiwa ini merupakan realitas dari latifah hofi yang sangat
lembut dan lebih condong kepada sifat dan
kecenderungan latifah ini. Yang bersih suci dekat kepada
Allah karena jauh dari unsur-unsur jasmaniyah.
Pusat
pengedaliannya pada latifatul khofi diatas susu kanan sekitar dua jari dan
condong kekanan Menurut TQN jiwa ini didominasi oleh enam
sifat-sifat baik manusia yaitu: 1. husnul khuluq (baik budi
pekertinya lahir bathin), 2. tarku ma siwa Allah (meninggalkan
sesuatu yang selain Allah ), 3. al lutfu (belas kasihan kepa da
semua makhluk), 4 hamlul ahlak ‘alas shilah ( selalu mengajak kepada kebaikan),
5.as shofhu ‘anid dzunubil khalqi ( mema’af terhadap kesalahan semua pihak),6
.hubu
al ahlaqi wal mail li ihrojihim min
dulumati taba’ihim wa anfusihim ila anwar arwa hihim. (menyeyangi
mahluk dengan maksud untuk mengeluarkan mereka dari pengaruh tabi’at dan
nafsu mereka kepada cahaya ruhani yang suci).
Pada
jiwa ini bersarang juga sifat sifat jelek yang berbahaya yaitu
yaitoniyah yaitu sifat sifat syaitan, seperti hasud dengki hiyanat
takabur dan munafiq.
5 Jiwa kamilah
Jiwa kalimah ini merupakan penjelmaan dari
latifah ahfa , ia merupakan kelembutan yang paling dalam pada
kesadaran manusia. Dengan merupakan kesadaran jiwa yang paling bersih dari pengaruh
unsur-unsur materi yang lebih rendah .
Pusat
pengendalian jiwa ini pada latipatul ahfa yaitu yaitu
ditengah-tengah da da manusia. Jiwa ini didominasi oleh sifat sifat mulia yang
sangat utama, yaitu:1.ilmu yaqin, 2.’ainal yakin dan,3. haqqul
yaqin. Selain ada sifat tiga utama dalam pusat ke sadaran (jiwa) ini,
maka disini juga terdapat sifat ketuhanan yang
sangat jelek yaitu sifat rububiyah, yakni sfat ketuhanan yang tidak semestinya
diperguna kan oleh manusia seperti takabur,ujub,riya
sum’sh dan sebagainya.
6. Jiwa amarah.
Jiwa ini adalah yang cenderung pada tabi’at badaniyah,
karena dasarnya ia berasaldari unsur jasmaniyah walaupun bersubstansi latifah
karena terlalu lembutnya) . Dan naf su atau jiwa ini pula yang membawa qalb
(latifah) kearah lebih rendah,serta menuruti keinginan –keinginan
duniawi yang dilarang oleh syari’at,
Pusat
pengendaliannya pada latifatun nafsi, yaitu di dahi antara dua
alis Jiwa ini merupakansumber segala kejahatan, dan akhlak yang
tercela .
.Menurut TQN jiwa ini memiliki tujuh
gejala: yaitu 1. al buhl (kikir), 2. al hirs (ambisi
dalam bidang dunia /materialistik )3.al hasad (dengki dan irihati). 4.al jahl (
bodoh susah menerimakebenaran). 5. syahwat (keinginanuntuk melanggar syari
‘ah) (hidunistik), 6 al kibr (merasa diri besar), 7. al
godob (marah-marah karena ha wa nafsu ).
Diantara ketujuh gejala
gejala nafs al amarah tersebut, ada tiga hal
yang di katakan oleh Nabi saw sebagai hal yang merusak
(destruktif) yairu
1.سُخٌّ مُطَاعٌ yaitu kikir
yang diperturutkan
2. هَوًى مُتَّبَاعٌ yaitu
hawa nafsu yang selalu diikuti .
3. اِعْجَابٌ بِنَفْسِهِ yaitu
merasa bangga atas diri sendiri
7. Jiwa Radiyah
Jiwa ini sebenarnya merupakan kesadaran ruhaniyah dari
latifatul qolab. Oleh karena itu ia bersifat meliputi baik dari aspek ruhaniyah
maupun jasmaniyah.Ia merupakan ji wa tertinggi bagi manusia serta realitas
manusia sebagai makhluk jasmani dan ruhani ,hamba Tuhan sekaligus
penguasa alam semesta. Manusia sebagai mahluk tertinggi
diantara dua alam, yaitu alam malaikat dan alam syaitani.
Pusat
pengendalian jiwa ini pada latifatul qolab yaitu berada di seluruh tubuh (badan
jasmaniyah) manusia, mulai dari ujung rambut sampai diujung kaki. Adapun
sifat-sifat yang dominan yang dimiliki jiwa ini ialah: 1.al
karom (mulia/dermawan , senang shodaqoh,senang hadiah, dan senang beramal
jariyah. 2 al Zuhdu (bertapa dari materi, menerima materi-mteri yang
halal walaupun sedikit,dan meninggalkan yang subhat walaupun
banyak, apalagi yang haram), 3. al ikhlash memurnikan niatnya kepada Allah. 4.
al waro’ berhati hari dalam beramal (memilih yang benar-benar baik menurut
syari’ah), 5. al riyadloh (latihan terus menerus untuk menyiksa hawa
nafsu dengan selalu menghiasi diri dengan ahlakul karimah, dan meninggalkan
ahlak hayawaniyah. 6. al wafa (senantiasa memegang
janji terutama janjinya kapada Allah )
Keenam macam dan tingkatan jiwa ini merupakan obyek pembinaandan
pendidikan dalam tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah, dan sekaligus
merupakan gradual dalam sistem tarbiyatud dzikri yang dilakukan
secara mutaroqqiyan .
Sumber
: Al Hikmah
0 komentar :
Contact
Labels
- - JADUAL TRAINING MTA - (1)
- - JADUAL WORKSHOP MTA - (1)
- - MASTER TRANCE ACADEMY - (3)
- - TRAINING MTA - (3)
- - WORKSHOP HYPNOSIS - (3)
- - WORKSHOP NLP - (1)
- ABOUT ME (1)
- BUSINESS (1)
- DIARI KU (1)
- DZIKRULLAH (4)
- HYPNOSIS (1)
- ISLAM (3)
- KESIHATAN (2)
- LOWONGAN KERJA (1)
- MY PHOTO ALBUM (2)
- NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING (3)
- RAHSIA PERSONALITI (3)
- SPIRITUAL (2)
Popular Posts
-
MASTER TRANCE ACADEMY (MTA) menyelenggarakan "THREE IN ONE WORKSHOP", yakni kelas sijil Hypnotist, Hypnotherapist serta Instr...
-
KURSUS NLP PRACTITIONER (Level 1) -Workshop akan diadakan selama 2 hari. -Akan ditauliahkan sebagai pengamal NLP Practitioner, serta m...
-
Sebuah teori tentang jiwa manusia dalam TQN kita dapati sbb. Bahwa tentang Jiwa (nafs) adalah sangat penting, karena berhubungan dengan...
-
"Di Pertengahan Liku Ini, Ku Bertemu Dengan Seorang Hamba Allah Yang Misteri, Yang Bisa Membuat Ku Tertawa Bahagia Dan Tersenyum, Mem...
-
Sebenarnya banyak rahsia boleh diungkapkan hanya dengan mengetahui tanggal lahir seseorang itu. Okay, kali ini selidik pula personaliti s...
statistics
Google Plus
Facebook
Twitter
Share this Post
Blogger templates
Exchange Rates Live
Posting Komentar